top of page

Sekolah online VS Sekolah offline

Januari 2021 merupakan bulan yang ditunggu-tunggu tadinya oleh para orang tua. Bukan karena tahun baru, tetapi karena ada secerca harapan untuk anak kembali sekolah secara offline. Desas-desus dari pemerintah memberikan rambu angin segar kepada orang tua karena keputusan sekolah kembali offline atau tidak dipegang oleh masing-masing sekolah dan peraturan daerah. Sekolahpun sudah mulai menyusun survey kepada orang tua mengenai wacana sekolah offline ini. Respon dari orang tuapun terbagi menjadi 2 kubu. Kubu yang menginginkan anak kembali beraktifitas seperti dulu lagi di gedung sekolah dan kubu yang masih merasa pembelajaran akan lebih aman jika diadakan di dunia maya. (baca juga memulai tahun 2021 dengan baik)



Pertanyaannya, manakah yang lebih efektif dan baik untuk anak? Sekolah online atau offline kah yang perlu Smart Parent perjuangkan untuk anak? Pertanyaan-pertanyaan yang muncul semua mengerucut ke sebuah pertanyaan manakah yang lebih baik untuk anak?


Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita akan mencoba melakukan analisa dari berbagai aspek, antara lain :

• Aspek pelajaran

• Aspek metode pengajaran

• Aspek indikator penilaian

• Aspek kesehatan


Aspek Pelajaran

Ditinjau dari dari aspek pelajaran sebetulnya tidak ada masalah jika pengajaran dilakukan secara online. Penurunan nilai pengetahuan yang disampaikan bukanlah isu yang tidak bisa dipecahkan. Toh, sebelum sekolah menjadi online sudah banyak pengajaran-pengajaran secara online yang terbukti efektif dalam transfer pengetahuan yang menjadi inti dari kegiatan belajar.


Aspek Metode Pengajaran

Pada aspek ini diketemukan GAP yang cukup besar. Pengajaran tatap muka secara langsung masih dianggap lebih efektif daripada tatap layar. Ini sangat terasa terutama di beberapa mata pelajaran seperti olah raga, praktek science, dan kegiatan ekstrakurikuler. Aspek ini memang menjadi tantangan yang cukup besar, namun seiring berjalannya waktu, sekolah dapat menemukan jalan terbaik untuk memberikan pengajaran kepada murid-murid untuk mata pelajaran yang butuh praktek tersebut. Evaluasi dan adaptasi yang dilakukan sekolah semakin meningkatkan kemampuan daya serap pembelajaran secara online meskipun kegiatan praktek.


Aspek Indikator Penilaian

Sejauh ini sekolah sudah melakukan yang terbaik dalam menentukan indikator penilaian untuk menilai kompetensi siswa atas bahan ajar yang diajarkan. Namun tantangan yang masih terus dihadapi adalah ketepatan nilai kompetensi yang didapat oleh siswa. Dengan pembelajaran secara online maka jenis ujian yang digunakan tidak bisa lagi menggunakan metode “hafalan”. Ini dikarenakan saat ujian online siswa dapat membuka sumber informasi baik secara offine maupun online. Metode pembuatan soal ujian bergeser dari “hafalan” menjadi “pemahaman”, jadi daripada mengecek apakah siswa hafal dengan bahan ajar, lebih baik dicek apakah siswa mengeri dengan bahan ajar. Tipe soal ujian seperti ini butuh ekstra tenaga untuk membuatnya. Sejauh ini indikator penilaian offline masih lebih detil, namun bukan berarti penilaian online tidak terpercaya juga.


Aspek Kesehatan

Bicara tentang aspek kesehatan dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu kesehatan mental dan kesehatan fisik. Dalam masa pandemi seperti ini memang sekolah online memegang keuungulan dalam menjaga aspek kesehatan fisik. Ini dikarenakan kita menghindari pertemuan dengan orang lain dalam skala besar dan waktu yang bersamaan. Namun kita perlu juga memikirkan aspek kesehatan mental. Dan jujur saja yang membuat orang “menyerah” adalah kesehatan mental ini. Banyak anak yang mengeluhkan tidak dapat bertemu dengan teman-teman sekelasnya sehingga ini membuat mereka merasa tidak seru dan bosan. Kemampuan sosial mereka juga jadi jarang diasah, mereka menjadi haus akan interaksi sosial secara langsung dan ini banyak menyebabkan stress di diri anak. Memang anak-anak masih bertemu via online, tetapi itu tidak cukup untuk mereka. Ada komunikasi non verbal yang hilang disana dan itu memegang peranan penting.


Dilihat dari tinjauan di atas dapat disimpulkan bahwa sebetulnya sekolah online maupun sekolah offline sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semuanya sama-sama membawa kebaikan untuk anak. Yang terpenting sekarang adalah tetap menjaga protokol kesehatan baik yang sudah bersekolah offline maupun yang masih bersekolan online. Meski bersekolah online tidak menutup kemungkinan terpapar oleh virus jika kesehariannya tetap keluar-keluar rumah dan mengabaikan protokol kesehatan. Jadi, sebagai Smart Parents, mari bersama-sama dukung pembelajaran anak kita di sekolah dan tetap jaga protokol kesehatan agar kesehatan Smart Parents dan anakpun terjaga dengan baik.

12 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page