top of page

Perlukah Kecerdasan Emosi di Era Revolusi Industri 4.0 ?

Updated: Sep 21, 2020

Saat ini Revolusi 4.0 kian santer terdengar. Banyak tokoh baik nasional maupun internasional, berkali-kali menyinggung “Bersiaplah menyongsong industri 4.0” atau “Kita tidak boleh tergilas oleh industri 4.0” atau “Kita harus bisa memanfaatkan fenomena Industri 4.0.” Revolusi industry 4.0 ditandai dengan perkembangan pesat superkomputer yang mampu melakukan perhitungan rumit, luar biasa, dan tidak terpikirkan. Perubahan ini tentunya akan mengubah pola hidup dan kebiasaan sebagian besar orang. Terutama mereka yang tinggal di kota besar.


Sekarang ini kita hampir tidak bisa pergi tanpa membawa smartphone. Tua muda sampai dengan anak-anak sekalipun nampaknya sudah sangat akrab dan fasih menggunakan smartphone. Saat ini sebagian besar kegiatan sudah dapat dilakukan secara digital. Mulai dari berkomunikasi, transaksi keuangan, bepergian, berbelanja, memesan makanan, sampai dengan memesan tukang pijat. Sekarang semua hal itu dapat dilakukan secara digital.


Lalu pertanyaannya, di era yang sudah serba digital ini, masih perlukah kemampuan untuk mengelola emosi ? Jawabannya adalah sangat perlu. Justru kemampuan untuk mengelola emosi menjadi salah satu kompetensi yang dibutuhkan untuk menyongsong revolusi industry 4.0. Salah satu kemajuan yang ada di revolusi industry 4.0 adalah artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Ke depannya akan banyak bermunculan robot-robot cerdas yang mampu meringankan pekerjaan manusia dan meningkatkan produktivitas kerja. Namun, secerdas apapun program artificial intelligence, ia tetaplah robot tanpa emosi. Oleh karena itu di era revolusi industry 4.0, sentuhan emosi akan menjadi barang yang semakin langka. Sikap yang tulus, pemahaman akan kebutuhan manusia, rasa empati merupakan hal-hal yang tidak bisa digantikan oleh robot secanggih apapun. Semua hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh manusia yang memiliki kemampuan untuk mengelola emosi.




Kemampuan untuk mengelola emosi atau biasa dikenal dengan istilah emotional intelligence adalah kemampuan untuk mengatur, memahami, menerima dan mengontrol emosi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Emotional intelligence sendiri terdiri dari beberapa aspek, antara lain pemahaman akan emosi sendiri, kemampuan untuk mengatur dan merespons emosi yang muncul, perasaan mengenai apa yang penting dalam hidup, pemahaman akan emosi orang lain dan kemampuan untuk membangun hubungan sosial. Kecerdasan emosi merupakan keterampilan yang penting dipelajari sejak dini. Ada baiknya jika anak-anak dididik agar mampu mengelola emosinya, tentunya yang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional mampu memprediksi lebih dari 54% variasi kesuksesan di bidang hubungan, kesehatan dan kualitas hidup. Anak-anak dengan kecerdasan emosional yang tinggi mampu mencapai prestasi yang lebih baik di sekolah dan membuat pilihan yang lebih sehat untuk hidup mereka.


Akhir kata, di era digital ini tantangannya bukan terletak pada robot pintar yang bisa berpikir seperti manusia, tetapi manusia yang cara berpikirnya seperti robot.

24 views0 comments
bottom of page