top of page

Mengapa anak tidak mau mendengarkan orang tua?

Anda pasti menginginkan anak mendengarkan apa yang anda sampaikan. Mulai dari sekedar pembicaraan santai sampai dengan nasihat yang penting. Permasalahannya tidak semua anak mau mendengarkan dengan baik. Sibuk dengan gadget, waktu yang tidak tepat, atau karena hubungan yang sudah tidak erat menjadi pemutus mata rantai komunikasi anda dan anak. Kalau sudah begini, apa yang harus anda lakukan agar anak mau mendengarkan?



Menurut seorang ahli bernama Albert Mehrabian, ada 3 hal yang membuat sebuah komunikasi itu utuh. Ketiga hal tersebut adalah :

1. Bahasa tubuh

2. Cara penyampaian

3. Konten yang disampaikan


Masing-masing dari hal tersebut memegang peranan yang berbeda-beda. Bahasa tubuh memegang peranan 55%, cara penyampaian memegang peranan 38%, dan konten yang disampaikan memegang peranan 7%. Semuanya bergabung menjadi satu kesatuan menjadi komunikasi yang utuh.


Dengan mengetahui 3 hal di atas, anda dapat mulai mengecek ke dalam diri apakah ketiga hal ini sudah baik saat berkomunikasi dengan anak. Karena ketiga hal ini memegang peranan penting apakah anak mau mendengarkan atau tidak. Anak bisa terkesan “malas” mendengarkan karena apa yang disampaikan diulang terus menerus sampai membuat bosan. Jangankan anak, anda saja akan bosan jika mendengar hal yang sama berulang kali, apalagi jika hal itu adalah teguran atau nasihat. Bicara tentang konten, anda juga harus memastikan apa yang anda sampaikan kepada anak juga anda jalankan. Misalnya anda menegur anak yang bermain gadget di meja makan, maka anda juga harus pastikan anda tidak bermain gadget di meja makan. Jika apa yang anda sampaikan tidak sesuai dengan apa yang anda lakukan, maka kemungkinan besar anak akan “malas” untuk mendengarkan.

Cara berbicara anda jika terdengar jutek alias tidak enak didengar karena terlalu “pedas” juga bisa menjadi pemicu anak tidak mau mendengarkan. Jika anda merasa konten dan cara bicara anda sudah baik namun anak tetap tidak mau mendengarkan, terakhir anda bisa cek bahasa tubuh anda. Jangan-jangan saat anda berbicara, raut wajah anda secara tidak sengaja sedang cembetut. Raut wajah seperti ini tentu akan membuat anak takut terlebih dulu atau jadi malas mendengar karena di dalam pikiran mereka seakan-akan anda akan memarahi mereka.


Sebetulnya anak tidak berbeda dengan anda. Apa yang mereka tidak sukai dalam berkomunikasi, kemungkinan besar juga tidak anda sukai. Jadi sebetulnya cukup mudah untuk menemukan akar penyebab mengapa anak tidak mau mendengarkan yaitu berkaca dengan diri sendiri. Kuncinya adalah menjadi pribadi yang menyenangkan untuk didengar. Ini bisa dilakukan dengan mengambil satu role model atau contoh pribadi yang anda suka dengarkan. Pelajari cara mereka berbicara dan anda bisa aplikasikan dalam cara anda berbicara.


Dengan menjadi pribadi yang menyenangkan untuk didengar otomatis akan membuat anak senang untuk mendengarkan anda bahkan saat anda sedang memberi nasihat.



8 views0 comments
bottom of page