4 Kunci agar anak mendengarkan orang tua
Anak mendengarkan orang tua ATAU orang tua yang mendengarkan anak? Mana yang seharusnya dilakukan? Pertanyaan ini punya satu jawaban yang pasti yaitu dua-duanya harus dilakukan. Anak seyogyanya mendengarkan orang tua dan orang tua tentu perlu mendengarkan anak dalam beberapa hal. Keduanya perlu saling mendengarkan karena keduanya sama-sama memiliki informasi yang baik dan penting untuk disampaikan. Namun permasalahannya bagaimana orang tua mau mendengarkan anak jika anak tidak mau mendengarkan orang tua lebih dahulu, pasti itu kan yang muncul dalam benak mom and dad. Oleh karena itu bersama-sama kita akan belajar 4 kunci agar anak mau mendengarkan mom and dad. (baca juga jangan degarkan anak anda)

Kunci yang akan dibagikan ini sangat ampuh dan dapat langsung dipraktekan di kehidupan sehari-hari dalam keluarga. Keempat kunci tersebut adalah BAIK. Yuk kita sama-sama meninjau apa yang BAIK.
1. Bahasa tubuh harus terbuka dan tidak mengintimidasi
Kunci yang pertama adalah bahasa tubuh yang digunakan. Saat mom and dad berbicara dengan anak pastikan bahasa tubuh mom and dad "terbuka" dan tidak menimbulkan aura intimidasi terhadap anak. Bahasa tubuh yang mengintimidasi antara lain melipat tangan, kedua tangan dipinggul, mata melotot, sampai dengan muka ditekuk seperti origami. Dengan bahasa tubuh yang terbuka anak mendapat sinyal bahwa apa yang mom and dad sampaikan bukanlah perintah atau marahan melainkan sesuatu informasi terbuka dan sangat mungkin untuk diajak berdiskusi.
2. Alasan yang jelas
Kunci kedua yang penting juga adalah penjelasan atas informasi yang disampaikan. Anak akan lebih condong mau mendengarkan dan menjalankan apa yang mom and dad sampaikan jika alasannya cukup jelas di mata anak. Karena sering kali bukan anak mau membantah atau melanggar apa yang mom and dad sampaikan, tetapi sesederhana mereka tidak mengerti mengapa mereka harus menjalani apa yang mom and dad sampaikan. Oleh karena itu pastikan setiap arahan yang mom and dad berikan disertai dengan penjelasan alasannya.
3. Intonasi sedang atau rendah
Kunci ketiga berhubungan dengan cara penyampaian. Saat mom and dad menyamapaikan informasi kepada anak, pastikan menggunakan intonasi yang sedang atau rendah. Hindari penggunaan intonasi tinggi karena akan diartikan oleh anak sebagai sebuah tindakan marah / menyerang. Orang yang mendapatkan sinyal marah / diserang biasanya otomatis akan memasang kuda-kuda bertahan atau bahkan memasang kuda-kuda untuk menyerang balik. Inilah yang membuat apa yang kita sampaikan tidak akan diddengarkan secara seksama bahkan cenderung untuk diabaikan / menyerang balik.
4. Kecilkan suara saat berbicara
Kunci yang terakhir masih berhubungan dengan cara penyampaian yaitu menggunakan volume suara yang kecil. Tahukah mom and dad bahwa menurut penelitian ada 2 rasa takut alami manusia yang kita bawa dari lahir yaitu takut akan suara besar dan takut jatuh. Nah yang pertama adalah takut suara besar, pertanyaannya adalah bagaimana anak mau mendengarkan mom and dad jika dalam keadaan takut. Jadi kunci terakhir saat ingin didengarkan anak adalah menggunakan suara yang rendah. Mom and dad dapat langsung praktekan hal ini, semakin kecil suara yang kita pakai maka kawan bicara kita akan semakin mendekatkan diri. Alasannya ada 2 yaitu penasaran atau tidak terdengar ^^. Namun apapun alasannya sama-sama kita sudah membuat kawan bicara kita tertarik untuk mendengarkan kita. (Baca juga komunikasi baik, keluarga bahagia)
Itu dia tadi kunci BAIK yang dapat dipakai mom and dad agar didengarkan anak saat mom and dad berbicara. Selamat mempraktekannya di rumah dan selamat didengarkan oleh anak...